Bersekutu Memerangi Islam

Sesungguhnya Semua Jamaah Jihad Akan Dilarang!

Begitu gemparnya seluruh penjuru alam dengan kehadiran Khilafah Islam, membuat banyak pihak yang mencoba memadamkan dukungan terhadap mereka. Ketahuilah, bahwa bukan hanya mujahidin Khilafah yang menjadi target mereka, melainkan seluruhnya! Sungguh mujahidin sudah puas sejak era perang Afghanistan dikatakan sebagai khawarij, dikatakan sebagai teroris, dikatakan sebagai orang bodoh. Namun celaan itu semua diabaikan, hingga akhirnya mereka berhasil mendirikan kekhilafahan beberapa tahun kemudian.

Hari ini kita melihat pemerintah dari berbagai negara melarang dukungan untuk mujahidin khilafah, hanya karena mereka: 1. Membunuh, 2. Berperang, 3. Menginginkan Mendirikan Negara Islam. Jika hanya karena hal itu, sungguh HAMAS pun akan diperlakukan hal yang sama oleh mereka.

Ingatlah perkataan saya hari ini, dan sungguh kalian akan menyaksikannya dalam waktu dekat, jika suatu saat ada pemuda dari Filipina, atau Malaysia misalnya, yang bergabung dengan HAMAS untuk mengajak hijrah dan bertempur. Maka pemerintah tersebut akan melarangnya juga, melakukan penolakan juga, karena HAMAS juga dianggap teroris oleh majikan negara-negara tersebut, yakni Amerika!

Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa permasalahan Israel dan Palestina adalah urusan tanah, bukan agama. Pemerintah akan mulai mengkampanyekan bahwa itu adalah urusan penduduk disana, bukan urusan orang negara lain. Pemerintah akan membatasi bantuan jihad kalian untuk palestina hanya sebatas biskuit dan obat-obatan, lalu ulama-ulama dibayar pemerintah agar berceramah, membuat kaum muslimin merasa cukup hanya dengan jihad dengan mengirimkan biskuit dan obat-obatan, intinya.. majikan mereka (Amerika) tidak ingin ada kaum muslimin dari negara mana saja yang datang berjihad untuk mengeroyok Yahudi!

Tentu kita masih ingat ketika Jilbab dilarang di negeri ini, pemerintah mengkampanyekan “Istri menteri agama saja tidak berjilbab”, seolah-olah standar teladan dan kebenaran adalah istri menteri agama. Dan hari ini kita melihat hal yang sama, standar keteladanan dan kebenaran dalam isu Khilafah ini adalah sebuah faham yang dilambangkan dengan burung, bukan Al-Qur’an dan Sunnah.

Maka jika kalian membenarkan tindakan zalim terhadap khilafah pada hari ini, maka sungguh jamaah jihad favorit kalian adalah target selanjutnya.

Wallahu’alam!


Footnote :

[1]. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467; Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain.” Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi.
Ibnu Katsir berkata. “Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih.” (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).

Al-Albani berkata, “Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan: “Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi”. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas’ud secara marfu’ seperti riwayat Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan “khalifah” (khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan “khalifatullah” ini tidak dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara’ tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan kelemahan.

Kemudian dikutip dari Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai penolakan beliau terhadap orang yang mengatakan bahwa khalifah itu sebagai wakil Allah Ta’ala, karena tidak laik bagi Dia memiliki khalifah (wakil / pengganti), sebab Dia adalah Maha Hidup, Maha Menyaksikan, Maha Melindungi, Berdiri Sendiri, Yang Mengawasi, Maha Pemelihara, Maha Kaya dan tidak membutuhkan alam semesta. Sedang khalifah itu ada karena yang digantikan itu mati atau lenyap, sedangkan Allah Maha Suci dari semua itu.” (Vide: Silsilatul Ahaditsih-Dha’ifah wal-Maudhu’ah 1: 119-121, hadits nomor 85).

[2]. An Nihayah fil Fitan wal-Malahim 1: 29-30.
Syekh Abdul Alim Abdul Azhim membicarakan hadits-hadits Al-Mahdi secara panjang lebar dalam thesis beliau untuk memperoleh gelar Magister yang berjudul “Al-Ahaditsul Waridah fil Mahdi fi Mizanil Jarh wat Ta’dil”. Dalam thesis ini beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut beserta perkataan para ulama mengenai isnad masing-masing hadits beserta keputusannya dan kesimpulannya.

Barangsiapa yang ingin mengetahui secara luas dipersilahkan membaca thesis tersebut, karena ia merupakan pembahasan paling luas mengenai hadits-hadits Al-Mahdi sebagaimana dikatakan oleh Syekh Abdul Muhsin Al-’Abbad dalam majalah al-Jami’ah Al- Islamiyyah nomor 45 halaman 323.

Dalam thesis tersebut beliau menyebutkan ada hadits-hadits marfu’ dan atsar-atsar sahabat dan lainnya tentang Al-Mahdi ini sebanyak 336 riwayat. Di antaranya terdapat tiga puluh dua hadits dan sebelas atsar yang berkedudukan diantara shahih dan hasan. Yang menyebutkan Al-Mahdi secara eksplisit sebanyak 9 hadits dan 6 atsar, dan sisanya hanya menyebutkan identifikasinya.

Banyak al-Huffazh yang mengesahkan hadits-hadits Al-Mahdi ini, antara lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “Minhajus Sunnah fi Naqdhi Kalamisy Syi’ah wal Qadariyyah” 4: 211, dan al-’Allamah Ibnu Qayyim dalam kitabnya “Al-Manarul Munif fish Shahih wadh-Dha’if” halaman 142 dan seterusnya dengan tahqiq Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah, serta dishahkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya “An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim” 1: 24-32 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini. Juga dishahkan oleh ulama- ulama lain sebagaimana akan kami sebutkan.

(Sumber: Al-Mustaqbal.net)

Catatan :
Tulisan ini adalah bagian ke 4 dari  4 Artikel, Yaitu :
4. Bersekutu Memerangi Islam