Home » , , , , , » Etika Perang Islam - Qital

Etika Perang Islam - Qital

Muslimin = Barbarian ?

Ketika Sayyidina Abu Bakar akan memberangkatkan pasukan Muslimin, beliau berkata, “Jangan curang! Jangan membunuh bayi! Jangan membunuh orang yang lanjut usia! Jangan membunuh perempuan! Jangan menyembelih binatang ternak! Jangan merusak pohon! Jangan menghancurkan rumah! Jangan membakar ladang pertanian! Jika kalian melihat orang-orang yang mengkhususkan diri untuk beribadah di gereja-gereja, maka jangan ganggu mereka! Jangan menyerang musuh di waktu subuh!”

Inikah etika perang kaum barbar? Mereka tidak membunuh perempuan, anak-anak, orang lanjut usia, tidak merusak pohon, tanah, dan bangunan. Mereka tidak menjatuhkan napalm di pemukiman. Mereka tidak memperkosa. Mereka hanya mengincar pasukan tentara musuh. Karena itukah pasukan Muslimin disebut Barbarian?

Jika Muslimin disebut Barbarian, lalu sebutan apa yang lebih buruk dari itu untuk menyebut pasukan salib dan lembaga inquisisi?

Ketika menaklukkan Persia, Khalid bin Walid ra. melewati sebuah kuil. Di dalamnya ia dapati dua orang laki-laki yang sedang beribadah, yang satu bernama Nafi dan satunya lagi bernama Sirin. Khalid berniat membunuh keduanya. Namun ia teringat pesan Sayyidina Abu Bakar. Maka ia pun meninggalkan mereka berdua.
Tahukah Anda, siapa yang kemudian terlahir dari sperma kedua laki-laki itu? Dari keduanya lahirlah Uqbah ibn Nafi, penakluk Afrika, dan Ibnu Sirin, ahli hadits yang faqih.

Ketika kaum Muslimin telah berhasil menaklukkan Damaskus dan mengambil jizyah dari penduduknya, tiba-tiba pasukan Romawi kembali menyerang kaum Muslimin. Lalu Khalid bin Walid mengembalikan seluruh harta jizyah kepada penduduk Damaskus dan berkata kepada mereka, “Kami mengambil jizyah dari kalian supaya kami membela kalian. Tapi sekarang kami tidak sanggup lagi membela kalian. (Maka terimalah kembali uang jizyah ini.)”

0 komentar:

Posting Komentar