Da'i yang bermukim di AS Syaikh Anwar al-Awlaki
mengajak kaum Muslimin memberikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan
pejuang-pejuang Muslim melawan tentara-tentara kafir. Ia memberikan 44
cara bagi kaum Muslimin ingin berjihad, selain pergi ke medan perang.
Syaikh
Awlaki mengatakan, jihad adalah perbuatan yang mulia dalam Islam dan
merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan umat Islam.
Dalam
situasi seperti sekarang ini, kata da'i keturunan Yaman itu, ketika
negeri-negeri Muslim dijajah oleh kaum kafir, ketika penjara-penjara
milik tirani dipenuhi oleh kaum Muslimin yang menjadi tawanan perang,
ketika aturan-aturan Allah sudah diabaikan di dunia ini dan ketika Islam
diserang untuk dicerabut akar-akarnya, jihad menjadi kewajiban bagi
kaum Muslimin.
Syaikh Awlaki menambahkan, dalam situasi seperti di
Gaza sekarang ini, anak-anak boleh berjihad meski orang tua mereka
menolak, para istri boleh berjihad meski suami mereka keberatan dan
mereka yang berhutang boleh berjihad meski pihak yang memberikan
hutangnya tidak setuju.
Menurut Awlaki, jihad menjadi isu
mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau
negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir
itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan
kaum Muslimin. Lalu, apakah kita sedang menuju ke perang besar antara
kaum Muslimin dan Romawi-Al Malhamah-seperti yang pernah disampaikan
Rasulullah saw?
Yang perlu ditekankan sekali lagi adalah, jihad
pada hari ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab
itu, setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah Allah, adalah kewajiban
kita untuk menemukan cara-cara untuk berjihad dan mendukung jihad.
Berikut adalah 44 cara mendukung jihad di jalan Allah menurut Syaikh
al-Awlaki yang akan kami sajikan dalam tiga bagian tulisan;
1. Meluruskan Niat
Setiap
Muslim yang ingin menjadi seorang mujahidin harus meluruskan niatnya,
apa tujuannya berjihad. Rasulullah swt berkata, "Siapa saja diantara
kamu yang mati dan tidak berjuang atau tidak berniat untuk berjuang,
maka ia mati dalam keadaan munafik," (HR Muslim).
Salah satu
tanda apakah seseorang itu niat seseorang untuk berjihad itu murni atau
tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Allah
swt berfirman, "Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka
menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu ... (QS 9;46) dan
syarat-syarat untuk Jihad al-Dafi' (jihad untuk mempertahankan diri)
menurut para ulama seperti Abu Qudamah, sedikitnya ada lima syarat
antara lain, harus beragama Islam, sudah akil balig, memiliki kemampuan
finansial, berbadan sehat dan tidak cacat tubuh. Jika seseorang yang
ingin berjihad tidak memiliki kemampuan finansial atau tidak bisa
mencari orang yang membiayainya, atau menderita penyakit, atau menderita
cacat tubuh, maka orang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk
berjihad.
Tapi Allah swt berfirman tentang orang-orang yang tidak
mampu pergi berjihad pada saat perang Tabu, "Dan tiada (pula dosa) atas
orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi
mereka kendaraan lalu kamu berkata, 'aku tidak memperoleh kendaraan
untuk membawamu' sedang mata mereka bercucuran airmata karena kesedihan
lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan."
2. Berdoa pada Allah agar memberikan mati syahid.
Rasulullah
saw bersabda,"Siapa saja diantara kamu yang berdoa pada Allah agar
diberi mati syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid bahkan jika
orang itu wafat di atas tempat tidurnya," (HR Muslim).
Allah
senang dengan hambanya yang berdoa agar mati dalam keadaan syahid,
karena itu menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan hidup kita untuk
Allah swt. Tapi berhati-hatilah, jangan sampai doa itu hanya manis di
dbibir saja. Seseorang yang benar-benar mengucapkan syahadat akan
memenuhi panggilan jihad kapanpun ia mendengar panggilan itu dan
benar-benar akan mencari kematian di jalan Allah.
Salah satu
alasan mengapa musuh-musuh Allah sukses mengalahkan sekelompok umat
Islam dan mengambilalih tanah mereka, itu karena sekelompok umat Islam
itu kehilangan cinta menjadi seorang yang gugur syahid.
Rasulullah
bersabda,"Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok
manusia yang sedang makan dalam satu piring." Kemudian sahabat berkata,
"Apakah itu karena jumlah kita yang sedikit?". Rasulullah
menjawab,"Bukan, jumlah kalian banyak. Tapi kalian seperti buih di laut,
dan Allah akan menyingkirkan rasa takut dari dalam dada musuh-musuhmu
terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam hatimu 'wahan'. Sahabat
bertanya lagi, "Apa itu wahan, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab:
"Wahan adalah rasa cinta pad dunia dan takut mati" (HR Abu Dawud).
Budaya
mati syahid, kata Syaikh Awlaki, harus dipupuk kembali karena
musuh-musuh Allah tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan
kecintaan kita pada mati syahid.
3. Berjihadlah dengan Hartamu
Jihad
harta menekankan pentingnya kita mengorbankan harta benda kita, karena
jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain, tidak
ada uang, tidak ada jihad dan jihad membutuhkan modal yang besar. Itulah
sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk
sedekah pahalnya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad
pahalanya 700 kali kali lipat!
Allah swt berfirman: "Perumpaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki (QS 2;261)
Bagi umat Islam yang
tinggal di Barat, yang paling penting bagi mereka menurut Syaikh Awlaki,
adalah berjihad dengan harta-harta mereka karena dalam banyak kasus,
para mujahidin lebih membutuhkan banyak dana dan bukan sumberdaya
manusia. Dalam hal ini Syaikh Awlaki mengutip ucapan Syaikh Abdullah
Azzam yang mengatakan,"manusia membutuhkan jihad dan jihad membutuhkan
dana."
4. Menggalang Dana untuk Para Mujahidin
Selain
menafkahkan harta kita untuk para mujahidin, kaum Muslimin disarankan
juga mengajak umat untuk menggalang dana guna membiayai perjuangan para
mujahidin. Rasulullah bersabda,"Mereka yang mengajak saudara-saudaranya
berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang
melakukan perbuatan baik itu." Dengan menggalan dana untuk para
mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rasulullah yang
senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.
5. Mendanai seorang Mujahidin
Rasulullah
bersabda,"Siapa saja yang mendanai seorang pejuang untuk berjuang di
jalan Allah, sudah melakukan jihad." (Majma' al Zawa'id). Mendanai
termasuk membiayai seluruh keperluan si mujahid, termasuk membayar
ongkos perjalanannya. Ini memberikan peluang bagi orang-orang berharta
dan orang-orang miski untuk sama-sama mendapatkan pahala jihad. Si kaya
memberikan dana, si miskin pergi ke medan juang.
6. Mengurus Keluarga Mujahidin
Mengurus
keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga
mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta
menjaga kehormatan mereka. Rasulullah saw bersabda; Siapa saja
dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan
menerima pahala setengah dari pahala berjihad (HR Muslim)
Kewajiban
melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya,
seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang
yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri
mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan
diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa
mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi. (HR Muslim)
-Siapa saja yang tidak pergi berjihat, tidak mendanai seorang mujahid,
atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum
ia meninggal (Abu Dawud).
Jika seseorang merasa takut akan
keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang
bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan
godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan
melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang
yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan
mengurus keluarga para mujahidin akan membantu meningkatkan moral para
mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar
tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para mujahidin.
7. Mengurus Keluarga Mujahidin yang Gugur Syahid
Mereka
yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka
mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya
keluarga para mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati. Ketika
Ja'far bin Abu Talib gugur dalam perang Mut'ah, Rasulullah saw berkata
pada isteri-isterinya,"Siapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena
mereka telah menunaikan urusan mereka", kemudia Rasulullah datang ke
rumah Ja'far. (HR Abu Dawud dan al-Tarmidzi).
Imam Ahmad
meriwayatkan, ketika Rasulullah saw menerima kabar bahwa Ja'far gugur
syahid, Rasulullah datang ke rumah Ja'far dan menyuruh isteri Ja'far
agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan
Rasulullah, Rasulullah saw memeluk dan mencium anak-anak Ja'far sambil
meneteskan air mata. Asma, isteri Ja'far bertanya pada Rasulullah
"apakah terjadi sesuatu?" Rasulullah berkata," Ya, Ja'far gugur hari
ini." Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan
menjerit-jerit. Rasulullah pergi meninggalkannya dan meminta
isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga
Ja'far karena keluarga Ja'far kesusahan karena urusan-urusannya.
Anak-anak
para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan
mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan
untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya.Hal ini kata Awlaki,
membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.
Pertama,
umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan
yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang
bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua,
bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi
kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat
Rasulullah, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.
8.Mengurus keluarga para tawanan perang
Mengurus
keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga
para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali
dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjuang di jalan Allah tidak
khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada
yang mengurus.
9. Bayarkan zakat Anda untuk para Mujahidin
Menurut
Al-Quran Surat ke-9 ayat 60, adalah delapan katagori orang yang berhak
menerima zakat. Salah satunya disebutkan untuk mereka yang dijalan
Allah. Yang dimaksud dengan "yang di jalan Allah" adalah para mujahidin.
Imam
Nawawi dalam al Minhaj tentang zakat mengatakan bahwa para pejuang di
jalan Allah berhak menerima apa yang mereka perlukan untuk membayar
biaya pengeluaran mereka dan biaya kebutuhan keluarganya mulai dari si
mujahid berangkat sampai kembali pulang, bahkan jika ia tidak pulang
untuk jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Syaikh Awlaki menganjurkan umat
Muslim untuk membayarkan zakat-zakat mereka pada para mujahidin dan
keluarganya.
10. Memberikan bantuan medis pada mujahidin
Para
mujahidin membutuhkan bantuan dokter, rumah-rumah sakit, klinik dan
tentu saja obat-obatan. Saat ini banyak tenaga dokter Muslim, tapi pada
saat yang sama kita sering mendengar banyak mujahidin yang mengalami
luka, yang sebenarnya tidak berat meninggal dunia karena ketiadaan
bantuan medis.
Para Muslim yang belajar kedokteran dan mengklaim
mereka melakukan itu karena Allah dan untuk kepentingan umat tapi tidak
mau memberikan bantuan medis pada mujahidin, kemana mereka? Para pekerja
medis Muslim punya tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dihindari
bahwa jihad membutuhkan kontribusi dari para pekerja medis ini. Jika
mereka mau memberikan kontribusinya, pahala yang akan mereka terima bisa
lebih besar dari para pejuang itu sendiri.
11. Memberikan dukungan moral dan semangat bagi para mujahidin
Doa-doa
yang dikumandangkan para imam, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para
ulama untuk mendukung perjuangan mereka dan doa yang dipanjatkan umat
Islam akan memberikan semangat dan meningkatkan moral para mujahidin
untuk terus berjuang.
12. Membela para Mujahidin
Rasulullah
bersabda," Siapa saja yang menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan
melindungi wajah mereka dari api neraka pada hari Kiamat."
(al-Tarmidzi).
Rasulullah juga berkata, "Barang siapa berkhianat
pada seorang Muslim dengan melanggar kehormatan dan harga dirinya, maka
akan dipermalukan. Allah tidak menolong ketika pengkhianat itu
membutuhkan pertolongan. Dan barang siapa melindungi seorang Muslim yang
kehormatan dan harga dirinya dilanggar, Allah akan menoling itu ketika
ia membutuhkan pertolongan." (Abu Dawud)
Itulah sebabnya Islam mewajibkan umatnya untuk membela mereka yang telah melindungi kita dan agama kita.
13. Melawan Kebohongan Media Massa Barat
Saat
ini, banyak pandangan kaum Muslimin yang dipengaruhi oleh infomasi dari
media-media Barat.Media-media Barat banyak yang berusaha menampikkan
kejahatan-kejahatan yang dilakukan negara-negara Barat, apalagi jika
kejahatan yang dilakukan itu sudah berlebihan. Sikap media Barat berbeda
sekali jika pelakunya adalah orang Islam, mereka memberitakannya secara
berlebihan bahkan seringkali tidak obyektif dan tidak sesuai fakta yang
terjadi.
Oleh sebab itu, adalah kewajiban bagi setiap Muslim
untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar meningkatkan kesadaran mereka
tentang masalah ini. Umat Islam harus kritis dan hati-hati dengan
pemberitaan media massa Barat. Umat Islam jangan mempercayai
sumbers-sumber dari Barat sampai kebenarannya sudah dipastikan oleh
tokoh Muslim yang memang bisa dipercaya. Jangan percaya apa yang
dikatakan media massa Barat, bahkan informasi cuaca yang mereka sajikan!
(eramuslim) (bersambung ke bagian 2)
0 komentar:
Posting Komentar